MANAJEMEN STRATEGIK KOPERASI SERBA USAHA “BUAH KETAKASI” DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN JEMBER

   

Kopi merupakan produk alternatif minuman yang sangat digemari masyarakat baik tua maupun muda, semua generasi menyukai kopi. Bahkan, kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Kopi sering dijadikan ‘teman’ dalam pertemuan, diskusi, atau sekedar hanya mengerjakan pekerjaan seperti tugas sekolah, kuliah, maupun kantor. Minat masyarakat terhadap kopi dirasa tidak akan surut hingga beberapa generasi ke depan. Eksistensi kopi dapat dilihat dari adanya usaha atau bisnis seperti rumah makan, kafe, dan lain sebagainya yang memiliki hidangan wajib yakni kopi. Minat yang tinggi tersebut didukung dengan komoditi kopi yang besar di Indonesia. Indonesia memiliki beberapa daerah penghasil kopi terbesar yang tersebar di berbagai pulau besar seperti Pulau Jawa, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua (Nasution, 2018).

Sidomulyo dengan potensi yang begitu besar harus mampu mengolah dan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Tersedianya lahan, tingkat produksi bahan baku, dan tenaga kerja yang mayoritas bermatapencaharian sebagai petani Desa Sidomulyo harus dapat diberdayakan dengan baik. Desa sidomulyo memiliki salah satu produsen pengolah kopi dengan kualitas ekspor yang bernama KSU (Koperasi Serba Usaha) Buah Ketakasi. Koperasi ini didirikan dengan maksud ingin memberdayakan para petani kopi di Sidomulyo agar mampu mengembangkan hasil potensi milik rakyat yang merupakan anggota dari koperasi. Selain memberikan pinjaman kepada petani untuk modal panen, koperasi juga memberikan bantuan pengadaan pupuk bersubsidi, membantu pengolahan kopi pasca panen, distribusi kopi hingga ke konsumen, serta koperasi memfasilitasi petani untuk belajar mengenai pertanian kopi melalui bantuan (Puslitkoka) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Estuningrum, 2017).

KSU “Buah Ketakasi” memproduksi kopi bubuk murni dengan cita rasa yang khas dari “ketakasi” itu sendiri. KSU “Buah Ketakasi” memutuskan untuk membuat kopi murni tanpa campuran apapun dan ingin tetap mempertahankan cita rasa yang khas dari kopi asli Sidomulyo. KSU “Buah Ketakasi” sendiri merupakan penghasil kopi bubuk yang memproduksi kopi bubuk secara kontinu dibandingkan koperasi-koperasi sejenis yang juga memproduksi kopi bubuk. KSU “Buah Ketakasi” mampu bersaing dan bertahan di pasar sehingga pasar pun lebih mengenal kopi bubuk murni khas Sidomulyo ialah kopi bubuk Ketakasi ini.


Gambaran Umum Koperasi Serba Usaha “Buah Ketakasi”

Koperasi Serba Usaha “Buah Ketakasi” berdiri pada tahun 2007 yang diketuai oleh bapak Suwarno di daerah desa Sidomulyo,  Kecamatan Silo, Kabupaten Jember. Koperasi ini kemudian menjalin kerjasama pemasaran dengan mengikuti program sertifikasi kopi berkelanjutan berstandar Utz ( Standar Kopi Internasional). Luas lahan yang dikelola 3000 UPH, yang meliputi lantai jemur, tempat produksi, pasca panen dan deplot kebun. Mitra kerjasama koperasi Buah Ketakasi berlangsung cukup lama hingga sekarang dengan PT.Indokom Citra Persada. Berdasarkan data yang diperoleh dari KSU“Buah Ketakasi”, tahun 2012 sebanyak 320 ton kopi yang diolah dan 280 ton diantaranya untuk pasar ekspor. KSU“Buah Ketakasi” memiliki peran yang penting dalam hubungannya dengan akfititas pembelian dan pengolahan kopi milik petani. Selain bergerak dibidang usaha, kopi koperasi ini juga memiliki beberapa unit usaha lainnya seperti usaha dagang, usaha rumah makan, usaha percetakan dan juga usaha simpan pinjam.Berikut visi, misi serta tujuan usaha yang terdapat pada KSU “Buah Ketakasi”.

Visi

Sukses sendiri sudah biasa namun dapat sukses bersama adalah hal yang luar biasa. 

Misi

1.      Menjadi salah satu taraf hubung komoditas di Desa Sidomulyo

2.      Menyalurkan ilmu pengetahuan dengan memberikan edukasi pada anak-anak sejak dini

3.      Peningkatan nilai ekonomi kerakyatan yaitu sebagai wadah untuk petani untuk menjadi pembeli produk kopi yang dimiliki petani dengan memberi benefit kepada petani

Tujuan

1.      Mensejahterakan anggota koperasi serba usaha pada khususnya dan masyarakat pada umumnya khususnya petani kopi

2.       Dapat membangun tatanan perekonomian untuk mewujudkan masyarakat maju, adil, dan makmur

3.      Dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota koperasi khsusnya petani kopi di Desa Sidomulyo

 

Lingkungan InternalKoperasi Serba Usaha “Buah Ketakasi”

Lingkungan Internal merupakan lingkungan yang berada dalam perusahaan yang dapat dianalisis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat menjadi indikator dalam pengambilan strategi yang akan dilakukan sehingga produk dapat bersaing di pasar. Dari hasil wawancara terdapat faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan Koperasi Serba Usaha Buah Ketakasi di Desa Sidomulyo sebagai berikut.

Kekuatan (Sreength)

1.      Mempunyai segmen pasar sendiri

Produk kopi ketakashi memiliki segmen pasar sendiri dimana produk kopi akan dipasarkan langsung kepada konsumen yang sudah ada, sehingga keberlanjutan usaha akan terjamin

2.      Legalitas( BPOM, Halal, Organik)

Produk kopi KSU Ketakashi memiliki legalitas yang jelas antara lain BPOM, Halal MUI, dan Sertifikat organik. Legalitas ini akan menambah citra produk perusahaan sehingga akan lebih menarik minat konsumen

3.      Bahan baku berkualitas baik

Bahan baku yang digunakan untuk produk kopi ketakashi memiliki kualitas yang baik. Bahan baku yang masuk akan disortir terlebih dahulu sebelum diterima oleh perusahaan. Selain dari bahan baku, perusahaan juga membayar orang untuk merasakan produk kopi yang sesuai dengan ciri khas kopi ketakasi

4.      Memiliki cita rasa yang khas

Produk kopi ketakasi memiliki cita rasa yang khas dibandingkan dengan produk kopi lainnya dimana menjadi brand dari produk kopi ketakasi. Cita rasa yang khas akan membuat konsumen ingat akan produk kopi ketasasi. Penikmat kopi akan tahu bahwa kopi yang diminum merupakan produk ketakasi.

5.      Memiliki tenaga kerja yang terlatih

Perusahaan memiliki tenaga kerja yang terlatih sesuai standard perushaan. Tenaga kerja akan dilatih sebelum mereka dipekerjakan sehingga aktivitas perusahaan akan berjalan dengan baik

 

Kelemahan (Weakness)

1.      Pendataan stok kebutuhan konsumen

Konsumen yang banyak membuat pendataan stok kebutuhan konsumen yang kurang baik sehingga terdapat konsumen yang tidak mendapatkan pesanan produk kopi ketakasi

2.      akses jalan yang sulit

Akses jalan yang kurang memadai membuat distribusi bahan baku produk kopi ketakasi kurang efisien. Jalan tidak cukup untuk dilalui truk sehingga harus menggunakan mobil pick up untuk distribusi bahan baku.

3.      Kurang mendalami pemasaran digital

Pada era digital, konsumen akan lebih banyak melihat promosi di media sosial, namun perusahaan tidak memahami teknis pemasaran digital sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk promosi.

 

Lingkungan EksternalKoperasi Serba Usaha “Buah Ketakasi”

Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada di luar perusahaan dan perlu dianalisis untuk menentukan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang akan dihadapi oleh perusahaan. Lingkungan bisnis eksternal sebagai wahana yang menyediakan sumber daya yang kritikal bagi keberlangsungan hidup perusahaan, yaitu dengan mengetahui potensi eksternal dalam mengancam sumber daya internal yang dimiliki perusahaan. Adanya informasi mengenai peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan sehingga dapat mengetahui kamampuan perusahaan dalam pengambilan keputusan (Riyanto, 2018).

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan beberapa faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman pada Koperasi Serba Usaha Buah Ketakasi di Desa Sidomulyo:

Peluang (Opportunities)

1.    Perkembangan teknologi dan informasi

Adanya teknologi dan informasi yang semakin berkembang akan membantu dalam mengembangkan koperasi. Teknologi yang semakin canggih dapat mempermudah dalam proses pengolahan kopi yang lebih efektif dan efisien, sehingga produk yang dihasil jauh lebih maksimal.

2.    Pengembangan bisnis dengan membuat produk baru dan memperbanyak cabang

Pembuatan produk kopi tidak terpaku dalam satu jenis produk saja, tetapi koperasi sudah berusaha menciptakan produk kopi dengan inovasi lain seperti kopi bubuk tanpa ampas. Selain itu koperasi juga akan membuka banyak cabang di berbagai tempat seperti di pasar-pasar yang ada di Kabupaten Jember. Pasar yang dituju koperasi masih sangat luas, sehingga dapat menjadi suatu peluang dalam usaha kopi.

3.    Memiliki RPTE sebagai keterkaitan pendampingan ekspor tahun 1987

Sebelum awal terbentuknya koperasi, sudah memiliki pendampingan ekspor kopi yang dapat digunakan sebagai bekal ketika koperasi sudah dibentuk dan kopi bisa menembus pasar ekspor

4.    Komoditas kopi merupakan komoditas unggul

Kopi merupakan komoditas perkebunan yang unggul di Jember dan Kecamatan Silo menjadi sentra produksi kopi di Kabupaten Jember. Adanya potensi yang dimiliki Kecamatan Silo menjadikan peluang bagi koperasi dalam mengembangkan usaha pengolahan kopi ketakasi

5.    Keuntungan usaha kopi lebih besar dari usahatani lainnya

Keuntungan yang diperoleh dari usaha kopi lebih besar dari keuntungan usahatani lainnya, seperti padi, jagung, kedelai, dan lainnya. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dan permintaan kopi yang semakin meningkatan dan dengan adanya pengolahan kopi juga dapat meningkatkan nilai tambah.

6.    Gaya hidup masyarakat dalam mengkonsumsi kopi

Saat ini gaya hidup masyarakat dalam mengkonsumsi kopi semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya usaha-usaha minuman kopi yang banyak gemari oleh masyarakat terutama kalangan muda.

bermitra dengan koperasi yaitu perusahaan Kapal Api, dimana perusahaan ini mengambil bahan baku kopi dari koperasi.

Ancaman (Threats)

1.    Tidak adanya regenerasi petani kopi

Regenerasi petani diperlukan untuk mencari pengganti petani yang memasuki usia tidak lagi produktif. Tidak adanya regenerasi petani kopi di Desa Sidomulyo menghambat keberlanjutan usahatani kopi, sehingga akan berdampak pada produksi kopi di masa yang akan datang. Tidak adanya regenerasi petani kemungkinan disebabkan karena kurangnya generasi tua yang mewariskan usahatani kopi kepada generasi muda, sehingga tingkat pergantiannya rendah.

2.    Perubahan iklim

Perubahan iklim yang tidak menentu dapat menjadi ancaman dapat kelancaran proses produksi kopi. Saat musim hujan akan berdampak pada proses pengeringan biji kopi. Pengeringan biji kopi yang masih menggunakan teknologi tradisional yaitu dengan bantuan sinar matahari akan menjadi terhambat karena membutuhkan waktu lama agar biji bisa kering dengan maksimal. Kemoloran waktu pengeringan ini akan menyebabkan biaya operasional bertambah.

3.    Prosedur perijinan ekspor yang panjang

Melakukan ekspor kopi ke pasar internasional tidak semudah menjual di pasar lokal. Koperasi perlu memenuhi persyaratan yang panjang hingga kopi dapat diekspor. Apabila koperasi tidak bisa memenuhi persyaratan yang ada, maka koperasi tidak bisa melakukan ekspor kopi

 

 Strategi Pengembangan Koperasi Serba Usaha “Buah Ketakasi”

Strategi pengembangan yang terdapat pada KSU “Buah Ketakasi”merupakan strategi yang disusun berdasarkan analisis terhadap aspek-aspek yang terdapat pada lingkungan bisnis baik itu dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Aspek internal meliputi kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness), sedangkan aspek eksternal meliputi peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat). Strategi yang dirancang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan, mengurangi kelemahan, mempertahankan peluang, serta menghindari potensi ancaman sehingga KSU “Buah Ketakasi”dapat terus bertahan dan mengembangkan usahanya. Berikut merupakan rumusan strategi yang terdapat pada KSU “Buah Ketakasi”.

1.        Menjaga dan mempertahankan kualitas dan cita rasa produk

Setiap satu tahun sekali KSU “Buah Ketakasi”melakukan pengujian produk kopi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao secara berkala. Tujuan dilakukannya pengujian yaitu untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk kopi KSU “Buah Ketakasi”. Selain itu pengujian juga dilakukan dengan tujuan untuk mengedukasi para petani yang tergabung dalam KSU “Buah Ketakasi”, dengan begitu petani akan mengetahui kualitas dari kopi yang dihasilkan sehingga dapat memotivasi petani agar mempertahankan dan meningkatkan kualitas biji kopi yang dihasilkan.

2.        Mengembangkan penggunaan teknologi pada proses pengolahan produk

Tingginya jumlah permintaan terhadap produk kopi KSU “Buah Ketakasi”membuat penggunaan teknologi pada proses pegolahan menjadi sangat penting. Penggunaan teknologi ditujukan agar setiap proses yang dilakukan pada proses pengolahan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan produk kopi meliputi mesin roasting, kristalisator, pengeringan manual dan mesin pengemasan atau sachet.

3.        Mengembangkan teknologi green house

Pembuatan green house merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh KSU “Buah Ketakasi”untuk menekan hambatan yang berasal dari faktor cuaca. KSU “Buah Ketakasi”berusaha untuk mengikuti kemajuan teknologi yang ada untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mutu produk yang dihasilkan. Biji kopi yang telah dipetik akan dikeringkan melalui metode penjemuran didalam green house, dengan begitu biji kopi akan terlindungi saat hujan, cepat kering, bersih dan tingkat kehilangan hasil menurun.

4.        Mengembangkan usaha peternakan dan eduwisata

Kegiatan usaha peternakan yang dilakukan berupa penggemukan kambing dan ayam dengan memanfaatkan pakan ternak fermentasi yang berasal dari kulit kopi. Sedangkan untuk kegiatan eduwisata meliputi pengenalan produk kopi KSU “Buah Ketakasi”, pengenalan kegiatan industri pada pabrik pengolahan KSU “Buah Ketakasi” serta pengenalan produk-produk yang dihasilkan oleh Desa Sidomulyo seperti batik dan kerjainan akar.

5.        Melakukan pendataan mengenai stok jumlah kebutuhan kopi di pasar

Pendataan dilakukan untuk mengetahui kepastian jumlah kopi yang dibutuhkan oleh pasar terutama pihak mirta yang melakukan kerja sama dengan KSU “Buah Ketakasi”. Hal ini bertujuan agar KSU “Buah Ketakasi” dapat menentukan target produksi dan memenuhi kebutuhan kopi yang ada di pasar.

6.        Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia pada KSU Buah Ketakasi merupakan salah satu bentuk usaha yang tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota maupun karyawan namun juga sebagai usaha regenerasi kepengurusan KSU “Buah Ketakasi”. Sehingga diahrapkan KSU “Buah Ketakasi” dapat terus bertahan dan berkembang ke depannya. Bentuk upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang dilakukan oleh KSU “Buah Ketakasi” yaitu pelatihan, penyuluhan dan bantuan pendidikan untuk keluarga anggota KSU “Buah Ketakasi”.

7.        Pengembangan pemanfaatan media sosial sebagai sarana pemasaran

Pada era globalisasi seperti yang terjadi saat ini telah mendorong perkembangan teknologi informasi untuk terus berkembang dengan pesat. Pemasaran produk dengan menggunakan media sosial dapat digunakan untuk menarik pembeli dengan memberikan informasi-informasi terkait dengan produk-produk yang ditawarkan kepada masyarakat.

8.        Meningkatkan hubungan kerjasama

KSU “Buah Ketakasi” melakukan hubungan kerja sama dengan beberapa pihak seperti cafe-cafe dan juga pabrik pengolahan kopi misalnya kapal api. KSU “Buah Ketakasi” memasok bahan baku pihak mitra baik dalam bentuk green bean maupun dalam bentuk produk bubuk kopi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperluas pasar dari produk kopi hasil pengolahan KSU “Buah Ketakasi”bahkan beberapa produk juga sudah ada yang dilakukan ekspor ke luar negeri.

 

Kesimpulan

KSU“Buah Ketakasi” merupakan organisasi sosial bisnis yang mengolah biji kopi menjadi kopi bubuk melalui dua proses, yakni oleh basah dan olah kering. KSU“Buah Ketakasi” berdiri dengan tujuan ingin memaksimalkan potensi wilayah yang dimiliki. Masyarakat yang ada masih mengolah kopi secara tradisional, untuk itulah KSU“Buah Ketakasi” berdiri guna menggiring masyarakat agar mampu mengolah kopi secara modern sehingga memiliki nilai tambah yang nantinya dapat memperbaiki kualitas hidup para petani. Strategi pengembangan yang dilakukan oleh KSU “Buah Ketakasi” yaitu Menjaga dan mempertahankan kualitas dan cita rasa produk, Mengembangkan penggunaan teknologi pada proses pengolahan produk, Mengembangkan teknologi green house, Mengembangkan usaha peternakan dan eduwisata, Melakukan pendataan mengenai stok jumlah kebutuhan kopi di pasar, Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, Pengembangan pemanfaatan media sosial sebagai sarana pemasaran, Meningkatkan hubungan kerjasama.

 

DAFTAR PUSTAKA

Estuningrum, D. L. 2017. Pengendalian Kualitas Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk Pada Koperasi Serba Usaha “Buah Ketakasi” Desa Sidomulyo Kabupaten Jember. Ilmu Administrasi Bisnis. Universitas Jember.

Nasuttion, B. B. 2018. Warta Ekspor Specialty Kopi Indonesia. Jakarta: Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Riyanto, S. 2018. Analisis Pengaruh Lingkungan Internal dan Eksternal Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Usahakecil Menengah (UKM) di Madiun. Jurnal Manajemen Bisnis dan Inovasi, 5(3): 159-168.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MANAJEMEN STRATEGIK KOPERASI SERBA USAHA “BUAH KETAKASI” DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN JEMBER"

Post a Comment