PELUANG BERINVESTASI PADA BIDANG PERTANIAN DI INDONESIA
Oleh : Sadam Alfandy Nur Ramadhan - 181510601005
Pendahuluan
Menurut Hidayat (2009),
Daratan Indonesia mempunyai berbagai jenis tanah, bahan induk, bentuk wilayah,
ketinggian tempat dan iklim. Kondisi semacam ini merupakan modal besar dalam
memproduksi berbagai komoditas pertanian secara berkelanjutan. Pemanfaatan
sumberdaya lahan untuk pengembangan pertanian perlu memperhatikan potensinya,
agar diperoleh hasil yang optimal. Sampai saat ini luas lahan pertanian atau
lahan yang pernah digunakan untuk pertanian adalah 70,2 juta ha, yang terdiri
atas sawah, tegalan, pekarangan, perkebunan, padang penggembalaan, kayu-kayuan,
dan tambak/kolam. Berdasarkan hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, lahan di Indonesia yang berpotensi atau sesuai untuk pertanian
seluas 94 juta ha, yaitu 25,4 juta ha untuk lahan basah (sawah) dan 68,6 juta
ha untuk lahan kering Dari total luas lahan yang berpotensi tersebut 30,67 juta
ha yang tersedia untuk perluasan areal pertanian, yaitu untuk perluasan
pertanian di lahan basah semusim (sawah) 8,28 juta ha, untuk pertanian lahan
kering tanaman semusim 7,08 juta ha, dan untuk tanaman tahunan seluas 15,31
juta ha. Lahan basah untuk tanaman semusim terdapat pada lahan rawa dengan luas
2,98 juta ha (terutama di Papua) dan pada lahan non-rawa seluas 5,30 juta ha.
Lahan potensial maupun lahan tersedia untuk perluasan areal pertanian di
Indonesia masih cukup luas, namun dengan semakin derasnya kebutuhan akan lahan,
baik untuk pertanian maupun non pertanian, maka perlu kehati-hatian dalam
penggunaannya. Kompetisi penggunaan lahan pada masa yang akan datang sebagai
kosekuensi dari upaya mempertahakan ketahanan pangan nasional dan pengembangan
bioenergi perlu segera diatasi. Peningkatan produktivitas (intensifikasi),
perluasan aeral baru berbasis arahan peruntukan yang tepat, dan pengembangan
inovasi teknologi unggulan adalah beberapa hal yang dapat dianjurkan untuk
mengatasinya. Potensi ini jika dikembangkan akan memiliki manfaat yang cukup besar,
salah satunya dengan menginvestasikan asset kita untuk mengembangkan lahan
pertanian dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Menurut Idris
(2021), Investasi adalah upaya menanamkan modal atau dana dengan harapan bisa
mendapatkan keuntungan (return) di masa mendatang. Sementara itu pengertian
investasi menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), arti investasi yakni penanaman
modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau
pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.
Banyak contoh investasi antara lain saham, sukuk, deposito, obligasi, menabung,
asuransi, dan reksa dana. Bentuk contoh investasi lainnya yakni pembelian
tanah, emas dan perhiasan, hingga menjalankan bisnis. Investasi sendiri bisa
dilakukan oleh individu maupun badan usaha seperti perusahaan. Sederhananya,
pengertian investasi adalah mengembangkan uang atau aset lain agar memberikan
keuntungan di masa mendatang untuk mencapai tujuan tertentu. Melakukan investasi
harus didasari dengan Analisa yang tepat supaya investor mendapatkan keuntungan
yang sepadan di masa mendatang. Salah satu investasi yang memiliki resiko
rendah dan berpotensi tinggi untuk dijalankan adalah investasi di bidang
pertanian. Investasi pada bidang pertanian memiliki potensi yang menjanjikan
selaras dengan kondisi iklim dan cuaca serta tanah di Indonesia yang sangat
cocok untuk lahan pertanian.
Pembahasan
Investasi merupakan
salah satu usaha menanamkan modal yang dimiliki oleh investor dengan harapan
mendapatkan keuntungan yang lebih di masa mendatang. Namun investasi tidak
sepenuhnya akan mendapatkan keuntungan secara konsisten. Jika tidak dapat
menganalisa dengan tepat seorang investor dapat menuai kerugian, bahkan modal
yang diinvestasikan akan habis tak tersisa. Banyak sekali investasi yang dapat
kita jalankan antara lain saham,
deposito, asuransi, reksa dana, pembelian tanah, emas, dan masih banyak lagi. Investasi
di bidang pertanian merupakan investasi yang memiliki resiko rendah dan potensi
keuntungna yang tinggi.
Bentuk investasi
bidang pertanian dapat berupa membeli lahan pertanian, mengelola lahan
pertanian menjadi sentra produksi maupun tempat wisata, maupun mengelola produk
pertanian menjadi bahan jadi yang bernilai jual tinggi. Berikut merupakan alasan
mengapa investasi di bidang pertanian memiliki potensi yang tinggi untuk
dikembangkan:
1. banyaknya produk pertanian
Banyaknya
produk investasi yang bisa dipilih, membuat investor bisa menentukan sendiri
jenis investasi sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan modal.
2. Jangka Waktu yang Jelas
Investasi di
bidang pertanian memiliki waktu yang jelas, yaitu dapat diketahui kapan kita
akan menuai keuntungan berdasarkan masa panen dari produk pertanian yang
tentunya sesuai harga pasar saat itu
3. Terdapat banyak mitra tani
Terdapat banyak
mitra tani yang dapat diajak untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan.
Kita sebagai investor menyediakan lahan dan modal untuk produksi, sedangkan
mitra tani akan menggarap lahan pertanian hingga panen. Tentunya dalam
pelaksanaannya harus tetap dilakukan pengawasan
4. Permberdayaan Petani
Investasi dalam bidang pertanian juga dapat
mengurangi angka pengangguran, terutama pada petani yang tidak memiliki lahan
ataupun lahan yang sempit sehingga mereka memperoleh pekerjaan.
5. Pasar yang Luas
Pasar untuk
produk pangan atau produk penunjang pertaniannya sangatlah luas, tidak terbatas
dalam negeri saja, namun yang memiliki kualitas yang bersaing dapat diekspor ke
luar negri yang tentunya akan menambah pendapatan petani maupun devisa.
6. Dukungan Pemerintah yang Baik
Pemerintah
memberikan dukungan terkait dengan sektor pertanian karena menjadi sektor
penting atau fundamental bagi masyarakat Indonesia. Peran pemerintah terlihat
pada pemberian peraturan yang menguntungkan atau memudahkan bagi para pelaku di
bidang pertanian. Yang tentu saja, investor juga akan diuntungkan dalam hal
ini.
7. Bisa Memberikan Penghasilan yang Stabil
Penghasilan yang
stabil dapat diperoleh investor di bidang pertanian dari beberapa bentuk, salah
satunya adalah membeli lahan pertanian kemudian disewakan kepada petani yang
ingin menyewa lahan. Selain itu harga tanah yang terus meningkat akan menambah
potensi keuntungan yang didapat.
8. Tidak Pernah Sepi Pembeli
Produk pertanian
merupakan produk urgen yang setiap harinya dibutuhkan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan gizinya, maka dari itu produk pertanian akan laku terjual
terutama pada produk pangan. Bahkan Indonesia melakukan impor beras untuk
memenuhi permintaan yang tinggi.
9. Meningkatkan Perekonomian Negara
Indonesia
memiliki lahan pertanian yang luas. Jika lahan tersebut dikelola dengan tepat,
lahan juga akan menghasilkan produk pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan
negara. Dapat juga digunakan untuk meningkatkan produk ekspor untuk menunjang
perekonomian negara.
10. Mencukupi Kebutuhan Pangan Negeri
Kebutuhan
pangan negara banyak disokong oleh pertanian lokal yang banyak menghasilkan
produk pangan mulai dari beras, ubi, jagung, sagu, kentang, talas, hingga jenis
produk pangan yang lain. Masyarakat juga bisa mendapatkan produk pangan dengan mudah,
melalui pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan lain di daerah
masing-masing. Produk pertanian juga bisa didapatkan dengan mudah melalui
aplikasi marketplace secara online, tanpa
harus keluar dari rumah. Hal ini membuktikan jika peran petani negeri sangatlah
penting dan besar untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakat Indonesia.
11. Tingkat keamanan modal dan risiko
Investasi pada bidang pertanian memiliki tingkat keamanan modal yang
tinggi serta tingkat risiko yang rendah. Sebagian besar investor ragu dalam
melakukan investasi karena resikonya yang tinggi, oleh sebab itu investasi di bidang
pertanian sangat cocok dilakukan.
Investasi pertanian didukung oleh aset solid dalam pasokan terbatas yang
nilainya tidak mungkin turun. Secara historis, investasi pertanian
memperlihatkan karakteristik perlindungan modal yang kuat selama periode waktu
yang lama. Tidak seperti investasi pada sumber daya lainnya seperti
pertambangan maupun minyak dan gas, lahan pertanian yang dikelola dengan baik
bisa menjadi sumber daya yang sepenuhnya terbarukan dan akan tetap produktif
selamanya.
12. Berkorelasi positif dengan inflasi
Sebagai kelas aset agregat, lahan pertanian telah terbukti memiliki
korelasi positif dengan inflasi. Secara historis, nilai-nilai tanah pertanian
umumnya meningkat lebih cepat dibanding inflasi, membuat tanah pertanian
menjadi pelindung nilai inflasi yang efektif dan bisa membuat modal lebih aman.
Keuntungan ini mungkin menarik bagi investor yang khawatir terhadap inflationary
government policies atau kebijakan pemerintah inflasi (kenaikan yang belum
pernah terjadi sebelumnya terhadap jumlah uang beredar dan monetisasi utang
pemerintah).
13. Aset penghasil pendapatan yang stabil
Tidak seperti inflationary hedges (lindung nilai inflasi) populer lainnya
seperti logam mulia, lahan pertanian dapat memberikan pendapatan reguler kepada
investor, menjadikannya pengganti yang berguna bagi pendapatan “bebas risiko”
yang hilang pada deposito tunai dan obligasi karena suku bunga rendah. Aset
riil pertanian menawarkan tingkat pendapatan yang dapat diandalkan di atas 5%
setiap tahun.
Meskipun investasi pertanian tidak selalu menghasilkan pendapatan
tertinggi dalam sektor real estate, namun pendapatan yang diperoleh dari
investasi pertanian tidak mungkin terdepresiasi nilainya. Investasi pertanian
juga menawarkan potensi pertumbuhan modal yang kuat dan tingkat hunian penyewa
mendekati 100% (tidak seperti properti komersial, permintaan kualitas lahan
pertanian selalu tinggi, terlepas dari lingkungan ekonomi).
14. Investasi lahan pertanian memberikan volatilitas pendapatan yang
lebih rendah
Dengan memasukkan tanah pertanian dalam portofolio aset campuran,
investor dapat mengurangi kemungkinan kekurangan pendapatan selama periode
ketika aset lain mungkin menghasilkan sedikit atau tanpa pendapatan. Keuntungan
ini khususnya dapat dirasakan dalam model penyewaan lahan pertanian.
Sementara tren kenaikan jangka panjang dalam harga komoditas pertanian
ditangkap dalam apresiasi modal aset (yang mungkin lebih fluktuatif). Sewa
tetap memiliki efek memperlancar volatilitas siklus jangka pendek dalam harga
komoditas karena risiko harga input dan output ditanggung oleh petani penyewa,
bukan pemilik tanah.
15. Investasi lahan pertanian menghasilkan pengembalian total yang
tinggi
Investasi lahan pertanian menangkap pengembalian operasi dan modal
melalui kombinasi pendapatan sewa dan apresiasi nilai aset. Secara historis,
total hasil dari lahan pertanian telah berulang kali mengungguli aset utama
termasuk saham, obligasi, dan real estate komersial di berbagai pasar dan skala
waktu, meskipun tingkat risikonya relatif rendah (diukur berdasarkan standar
deviasi tingkat pengembalian tahunan).
Kesimpulan
Investasi merupakan salah satu usaha menanamkan modal
yang dimiliki oleh investor dengan harapan mendapatkan keuntungan yang lebih di
masa mendatang dimana harus dilakukan dengan Analisa dan strategi yang baik
sehingga medapatkan keuntungan yang maksimal.
Investasi di bidang
dapat berbentuk investasi lahan pertanian, produk pertanian, ataupun sebagai
tempat wisata. Investasi di bidang pertanian memiliki potensi yang tinggi untuk
dikembangkan karena memiliki resiko yang rendah dan profitabilitas tinggi jika
seorang investor mampu mengelola investasinya dengan baik. Investasi di bidang pertanian
sangat berpotensi juga karena adanya dukungan pemerintah, masyarakat, maupun
kondisi geografis Indonesia yang cocok untuk lahan pertanian.
Referensi
Hidayat,
A. (2009). Sumberdaya Lahan Indonesia: Potensi, Permasalahan, dan Strategi
Pemanfaatan. Jurnal Sumberdaya Lahan, 3(2), 107–117.
https://media.neliti.com/media/publications/133835-ID-none.pdf
Idris, M. 2021. Investasi Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan
Manfaatnya. https://money.kompas.com/read/2021/04/01/111836026/investasi-adalah-pengertian-jenis-contoh-dan-manfaatnya?page=all.
0 Response to "PELUANG BERINVESTASI PADA BIDANG PERTANIAN DI INDONESIA"
Post a Comment